Cerita seram, tersesat Hutan angker berhantu

       

       Kisah ini berawal dari dua orang yang hobi menangkap burung. Yaitu Joni dan  Yosep, . Mereka biasa mencari dan menjebak burung dimanapun itu walaupun di tengah hutan ataupun di sawah sawah. Yang kebiasaan tersebut biasa mereka sebut dengan istilah memikat.
        Suatu hari Yosep mendapat informasi , kalo ada seekor burung gagak yang sering berkeliaran di suatu jalan setapak menuju hutan agak jauh dari kampung mereka. Yaitu di sebuah bukit yg agak tinggi disebelah barat desa tersebut.
       Dia pun segera menghubungi Jono, dan mengajaknya untuk menjebak burung gagak itu.
       "Jon Jono..  ayo kita menjebak burung gagak, orang orang bilang sekarang sering berkeliaran"
       "Lu kalo manggil jangan seenaknya dong , namaku kan Johan sebastian , panggil gua Joni kek, jangan Jona Jono ,   jadi ngerasa kampungan banget gue.. " sahut joni kesal.
       "Yaelaaa , jon..  cuma nama aja , yg penting gimana niih ? kita jadi berangkat mikat nggak ?" tanya Yosep.
      "oke deh , tapi katanya tuh hutan angker lho brow "
      "berarti kita butuh tambahan personil, yaudah , gimana kalo kita ngajak saudaraku, Saifuddin  ? , dia kan pernah kesana.. " usul Yosep bersemangat.
       Mereka pun segera menghubungi Saifuddin . Dan mengatur rencana keberangkatan ke hutan tersebut. Mereka menyiapkan semua perbekalan, mulai dari makanan, cemilan, kopi rokok, senter, hape, sampai ces cesan pun tidak ketinggalan.  ( Padahal ngapain bawa ces ke hutan ya ?  mau dicas di mana tuh hape. . ..power bank maksudnya , :) ).
       Tapi yang pasti, seekor burung Jalak Nias dalam satu kurungan, plus lem pelekat, penjebak, dan mp3 rekaman ocehan sudah pasti mereka bawa.

Berangkat ke hutan

       

     Tapi burung Gagak lebih sering muncul malam hari, maka ketika sudah menjelang sore , selepas ashar merekapun berangkat. Masing2 membawa tas ransel besar berisi perbekalan. Mereka bertiga  berjalan menyusuri jalan setapak menuju daerah yang katanya tempat berkeliarannya burung gagak tersebut. 
     Saifuddin, yang sebelumnya sudah pernah melewati jalan itu, menjadi pemandu arah. Diikuti oleh Yosep yang membawa burung jalak dalam kurungan. Sedangkan Joni berjalan paling belakang, asik dengan hapenya sambil bbm an.
      Ketika mereka baru sampai di tepi hutan, mereka bertemu seorang gadis yang sedang tersesat dan kebingungan. Kemudian mereka tanyakan siapa dia dan kenapa bisa ada ditengah hutan sendirian.
       "Mbak , kenapa bisa ada disini ? sama siapa ?" tanya Jono .
       "Aku tersesat , tadi aku kesini sama temen temenku. Nggak tahu mereka ada dimana sekarang. Aku baru masuk kuliah dan ini dapat tugas nyelesaiin skripsi, dan ada tugas cari informasi dan foto tentang alam".
       "o iya , namanya mbak ?" tanya Yosep sambil ngajak bersalaman.
       "Nova''  katanya singkat.
       "oh iya , ini aku Yoseph, ini temanku Joni dan Saifuddin''.
       "kalian mau kemana ?"
        Mereka pun menjelaskan maksud keberangkatan mereka. Nova ditawari untuk diantar pulang, tapi masalahnya, tidak ada siapapun yang tahu rute jalan ini kecuali cuma Saifuddin aja. Makanya tidak mungkin mengantar pulang , maka akhirnya Nova pun mengusulkan untuk ikut bersama mereka menjebak burung gagak.
        Perjalanan agak jauh dan cukup melelahkan. Namun akhirnya, sekitar jam setengah enam sore, sampai juga mereka ke daerah tersebut.  Kawasan yang sangat gelap, rimbun, dinaungi oleh daun daun dari berbagai pohon yang sangat besar.   Yosep dibantu Nova mengatur lampu dan perlengkapan makanan serta sangkar pemikat, Saifuddin mengatur tenda, sedangkan Joni tetap asik dengan hape nya. Bermain game.
        "Jono , lu gimana sih ??  temen temennya pada sibuk kok malah main hape ? " marah Josep.
        "iya iya,  maaap.. " sini gue bantu deh"   ucap Joni sambil meringis.
        ''bantu apaan ?  udah selesai lu baru mau bantuin , dasar lu !   pokoknya nanti kalo lu dibawa burung gagak gue nggak bakalan bantuin elu dah"..   dengus Yosep kecewa.
         Setelah shalat maghrib, mereka pun duduk melingkari api unggun yang mereka nyalakan untuk menghangatkan diri.
          

Burung gagak

        Cukup lama mereka ngobrol panjang lebar, Nova pun merasa langsung akrab dengan ketiga teman barunya tersebut. Apalagi tingkah Jono yang jahil dan menyebalkan itu. Yosep memainkan gitarnya, dan mereka pun bernyanyi lagu lagu kesukaan mereka.
            Sayangnya burung jalak dalam sangkar menunjukkan gelagat seperti sedang ketakutan. Entahlah tidak ada yang tahu sebabnya ,   dengan giras mengibak ngibakkan sayapnya secara tak teratur, dan berteriak teriak nggak jelas.
            Dan tidak jauh dari mereka, Joni melihat beberapa ekor burung gagak yang sedang menatap dengan pandangan menakutkan.   Mereka pun menghentikan nyanyian dan obrolannya. Karena jumlah gagak yang hinggap di sekitar mereka semakin bertambah banyak.

      Yosep yang sangat menyukai burung, mencoba untuk menangkap salah satu gagak tersebut, tapi justru gagak itu malah mematuk matuk tangannya. Josep kesakitan dan mundur.  Dan ternyata mereka bukanlah burung yang jinak.
      Saifuddin mengisyaratkan kepada mereka untuk tenang. Sedangkan Nova mulai merasa takut. Entah kenapa, tiba tiba bulu kuduk mereka merinding. 
      Hanya api unggun yang jadi penerangan mereka. Dan suasana di seantero hutan sangatlah gelap. Burung burung tersebut tidak ada satupun yang mendekati sangkar jebakan, tapi justru malah mendekat ke arah mereka. Seakan akan mengawasi dan memberi peringatan kepada mereka.
             Tak lama kemudian , rintik rintik hujan turun, disertai petir yang menggelegar. Burung burung gagak itu bubar dan meninggalkan mereka.  Api unggun padam, maka suasanapun gelap gulita. Yosep kebingungan dan menurunkan sangkar jalak , kemudian menutupinya dengan selembar terpal agar tidak kehujanan..   Sementara Nova dan Joni memasukkan seluruh perbekalan kedalam tenda. Saifuddin mengatur senter, lampu portabel , dan ruang didalam tenda.  Untungnya tenda mereka cukup besar dan cukup untuk menampung empat orang.
             Cukup lama mereka terdiam, Yosep mengeluh tangannya yg sakit terpatuk, dan mengatakan bahwa usaha mereka menangkap burung gagak jelas gagal.
         "duh, sakit banget nih tangan gua... "  keluh Yosep
         "ah, lu ..  gitu aja ngeluh. Gua aja nih, pernah ketabrak truk, nggak apa apa kok" sahut Joni
         "lho ?  mosookk ? ''  seru Saifuddin heran
         " ya iyalah , lu kan ketabrak truk mainan.     ya terang lah gpp" kelakar Yosep.
         "hahahaha"  Nova tertawa renyah.    , Entah kenapa dia begitu suka dengan tingkah teman teman barunya yg kadang konyol.

 Sesuatu diatas pohon

       Ditengah hujan lebat, mereka kemudian saling ngobrol dan bercanda dalam tenda. dan mulai melupakan kejadian barusan yg mencekam itu. Hingga hujan pun mulai berhenti. , Mereka masih asik bercanda,   tapi keriangan mereka tak berlangsung lama , 
         Saifuddin melongokkan kepala ke luar tenda , dan suasana sangat gelap diluar sana.

        Terdengar bunyi bunyi dan suara aneh. Seperti suara tangisan seorang perempuan, dan seperti ada suara laki laki terbahak bahak.  Suara itu semakin lama semakin nyaring dan jelas.   Nova gemetar ketakutan , seakan tidak percaya hal seperti ini terjadi.  Joni dan Yosep berusaha menenangkannya.
        "aku takut bangeet , ada apa inii ?"  Nova mulai bingung dan seperti mau menangis.
         "sudahlah , nggak ada apa apa kok"  Jawab Joni mencoba terus menenangkannya.
         "untunglah aku ketemu kalian ,  aku nggak bisa bayangin kalo sore tadi aku nggak ketemu kalian" ucap Nova merasa berterimakasih.
         "Gapapa kok, selama ada Mas Johny disini, kamu jangan takut pada apapun juga"   jawab Jono dengan sok pahlawan...
         "ah elu Jon , jangan sok pahlawan lu.  , sudahlah Nov , kami disini akan selalu melindungin kamu kok" Kelakar Yosep juga sok pahlawan.
          "makasih kak yosep"   kata Nova
          Jono cemberut.
          "dan mas Joni juga"   terus Nova
          Jono pun tersenyum.
          Saifuddin tidak ikut bicara. Dia malah keluar tenda dan memeriksa ada apa di luar sana. Dia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi.
          "Yosep , kamu ikut aku , kita lihat siapa yang menjahili kita. Kurasa itu orang iseng.'' ajak Saif.
          ''Hei, tapi bagaimana dengan Nova .  Jangan tinggalin dia disini sendirian.  Aku harus jaga dia" tolak Yosep enggan.
          "yaudah, siapa aja deh ..  Jon....?" dia memanggil Jono.
          "a... anu .... aku juga harus jagain Nova.   semakin banyak yg ngejaga , dia kan semakin aman". jawab Joni ragu.
         Nova merasa gembira karena teman temannya sangat menghargai dan mengutamakannya. Hatinya merasakan bahagia dalam ketakutannya. Tapi tidak demikian Saifuddin.
          "Trus, gua sama siapa ? sendirian aja meriksa ? " tanya Saif nggak terima.
          "IYA "    jawab Joni dan Yosep serempak. Kompak berbarengan.
           "ampunnnn.."   Saifuddin menepok jidat , menyerah, dan dia pun keluar dari tenda.
           Melangkah berhati hati mencari asal suara tangisan dan kekehan yg misterius itu .   Dia berjalan menuju rerimbunan pohon yg terdekat , sambil mengarahkan senter ke seantero hutan. ,melihat ke sekeliling, mengawasi dan mencari ada apa sebenarnya.
            Dan diapun tersentak kaget.

     
           Apa ituuuuuu ?????????   ..... pikir Saif keheranan, bercampur kekagetan yg luar biasa. Kakinya gemetar karena ada rasa takut mulai menguasainya.
           "Jon... Joniii ....   sini  , cepetan ! " seru Saif.
           "oke , siap ..."  jawab Joni,     ..
            Tapi tidak keluar dari tenda, Joni hanya menjawabnya.
           "Hei ,  aku manggil kalian ... cepetan....."   desak Saif dari luar tenda.
            Yosep mendesak Joni,  "cepetan tuh jon , barangkali ada sesuatu ".
            Tapi nggak ngaruh.
           Akhirnya Yosep mengalah.,  dan melangkah ke luar tenda, malas banget , dia berpikir pasti ada sesuatu yang nggak diinginkan akan terjadi.
            Sesampainya , Saif berbisik padanya.
            "Yos , ini ada sesuatu , tapi inget , jangan sampai Nova tahu ...  kasihan dia.   Cukup kita aja yg tahu oke.   Bersikaplah wajar dan kayak nggak ada apa apa."  pinta Saifuddin.
            "iya ,  hmmm ,  ada apa    ?''   tanyaYosep.
            "tuh ! "    Saifuddin menunjukkan sesuatu yg menggelantung diatas pohon tinggi.
            
             Yosep tersentak kaget melihatnya ,seakan hampir pingsan.. bahkan lebih kaget daripada disambar petir. seakan2 tak percaya dengan apa yang i lihat.,, kakinya mulai gemetaran.,  mulutnya kaku terkunci.
             Mereka berdua terus mengamati pemandangan yang sangat aneh itu.,  Bagi mereka, belum pernah melihat hal seperti ini sebelumnya.
            "Apa yang harus kita lakukan''., tanya yosep sambil ketakutan
            "Gua juga bingung yoss"., jawab saif bingung
            "Dan terus sampai kapan kita di sini  "tanya lagi yosep
            "Entahlah tapi lebih baik kita di sini dulu, aku sedang memikirkan sesuatu , terus berdoa dan jangan berhenti membaca ayat ayat Al Qur an"  jawab saif
            Mereka saling berbisik, mencari solusi , rasa takut dan gemetar semakin terasa pada mereka berdua yang saat itu sembunyi di balik pohon mahoni .

Didepan tenda

           Sementara didalam tenda, Joni mencoba mengalihkan perhatian Nova agar tidak takut. Dia banyak bercerita mengenai perjalanan hidupnya . Mereka saling curhat dan berkisah tentang kekecewaan dan para mantan yg meninggalkan mereka.
           "makasih ya ,  aku bener2 beruntung ketemu dengan kalian''  kata nova
           ''iya Nov,   aku juga seneng , bisa ngejagain kamu kok'' jawab Joni.
           "boleh minta nomer hape nya nov ? biar kita bisa terus hubungan nantinya ?" pinta Jono
            Nova menghidupkan hapenya.  Dengan senang hati memberikan nomer hapenya.   sekalian dia menanyakan dan meminta nmr Saifuddin dan Yosep,  tapi Joni tidak memberikannya dengan berbagai alasan.
            "hapenya mas Yosep rusak ,  kalo mas Udin nggak punya hape"  alasan Joni.
           ''oowh '' jawab nova percaya.  Dia pun merasa terhibur dari ketakutannya,
     
       Tanpa sengaja mata Joni melirik ke luar tenda , ada sesuatu yg terdengar mendekati tenda , Nova ketakutan, Joni pun melongokkan kepalanya keluar tenda , dan ia tersentak kaget saat melihat ada sesuatu yang saat itu tampak hanya beberapa meter di depannya.
    

Jantung Joni hampir copot. wajahnya pucat pasi , mematung tak bergerak dan hampir pingsan. Kalo saja tidak ada Nova disebelahnya, mungkin dia memilih untuk pingsan saja. Masalahnya ini ada cewek,  ya malu lah.
         Joni berusaha bertahan dari ketakutan ,
            Sesuatu yang aneh itu sekilas menghilang dari pandangannya., detak jantung Joni semakin terasa lebih cepat seakan tak percaya akan apa yang ia lihat,
            "Ada apa kak" tanya nova
            ''Enggak ada apa2 nov" jawab jono
            "Tapi sepertinya kak jo terlihat kayak ketakutan gitu" tanya nova
            " Oh masa sih....?? tapi bener gak ada apa2 kok" jono berusaha menyembunyikanya karna ia mengawatirkanya.
           " Nov gmana klo kita menyusul saif dan yosep keluar udah lama nih mereka gak kembali" Ajak jono
           " Gak ahh aku takut kak" jawab nova
           Suasana malam itu semakin mencekam,. mereka berdua tetap berada di dalam tenda.
           Terdengar langkah kaki dari luar tenda , Nova yang ketakutan tiba tiba mendekap Joni. , semakin dekat dan semakin dekat , hingga terdengar tepat diluar tenda,  lalu perlahan tenda dibuka dari luar.
           "lho , ?"  Yosep dan saif heran melihat Nova mendekap Joni.
           "oalahh"  kata Nova lega karena itu ternyata mereka.  "aku kira "...
           Kemudian Saifuddin dan Yosep pun masuk kedalam tenda. Untuk mencairkan suasana, Yosep mulai mengolok olok Nova yg barusan memeluk Joni.   Nova pun menyangkal dan bilang kalo sebenarnya itu karena saking takutnya, dan nggak sadar.
           Saif dan Yosep sama sekali tidak menceritakan tentang apa yg tadi mereka lihat diatas pohon.
Begitupun Joni , tidak menceritakan sesuatu yg tadi terlintas di luar tenda.
           Entah kenapa, mereka sebenarnya terlalu ngeri untuk membahas hal hal tersebut, padahal benar2 tampak di hadapan mereka.
      
     
                                                                               

       

       Kisah ini berawal dari dua orang yang hobi menangkap burung. Yaitu Joni dan  Yosep, . Mereka biasa mencari dan menjebak burung dimanapun itu walaupun di tengah hutan ataupun di sawah sawah. Yang kebiasaan tersebut biasa mereka sebut dengan istilah memikat.
        Suatu hari Yosep mendapat informasi , kalo ada seekor burung gagak yang sering berkeliaran di suatu jalan setapak menuju hutan agak jauh dari kampung mereka. Yaitu di sebuah bukit yg agak tinggi disebelah barat desa tersebut.
       Dia pun segera menghubungi Jono, dan mengajaknya untuk menjebak burung gagak itu.
       "Jon Jono..  ayo kita menjebak burung gagak, orang orang bilang sekarang sering berkeliaran"
       "Lu kalo manggil jangan seenaknya dong , namaku kan Johan sebastian , panggil gua Joni kek, jangan Jona Jono ,   jadi ngerasa kampungan banget gue.. " sahut joni kesal.
       "Yaelaaa , jon..  cuma nama aja , yg penting gimana niih ? kita jadi berangkat mikat nggak ?" tanya Yosep.
      "oke deh , tapi katanya tuh hutan angker lho brow "
      "berarti kita butuh tambahan personil, yaudah , gimana kalo kita ngajak saudaraku, Saifuddin  ? , dia kan pernah kesana.. " usul Yosep bersemangat.
       Mereka pun segera menghubungi Saifuddin . Dan mengatur rencana keberangkatan ke hutan tersebut. Mereka menyiapkan semua perbekalan, mulai dari makanan, cemilan, kopi rokok, senter, hape, sampai ces cesan pun tidak ketinggalan.  ( Padahal ngapain bawa ces ke hutan ya ?  mau dicas di mana tuh hape. . ..power bank maksudnya , :) ).
       Tapi yang pasti, seekor burung Jalak Nias dalam satu kurungan, plus lem pelekat, penjebak, dan mp3 rekaman ocehan sudah pasti mereka bawa.

Berangkat ke hutan

       

     Tapi burung Gagak lebih sering muncul malam hari, maka ketika sudah menjelang sore , selepas ashar merekapun berangkat. Masing2 membawa tas ransel besar berisi perbekalan. Mereka bertiga  berjalan menyusuri jalan setapak menuju daerah yang katanya tempat berkeliarannya burung gagak tersebut. 
     Saifuddin, yang sebelumnya sudah pernah melewati jalan itu, menjadi pemandu arah. Diikuti oleh Yosep yang membawa burung jalak dalam kurungan. Sedangkan Joni berjalan paling belakang, asik dengan hapenya sambil bbm an.
      Ketika mereka baru sampai di tepi hutan, mereka bertemu seorang gadis yang sedang tersesat dan kebingungan. Kemudian mereka tanyakan siapa dia dan kenapa bisa ada ditengah hutan sendirian.
       "Mbak , kenapa bisa ada disini ? sama siapa ?" tanya Jono .
       "Aku tersesat , tadi aku kesini sama temen temenku. Nggak tahu mereka ada dimana sekarang. Aku baru masuk kuliah dan ini dapat tugas nyelesaiin skripsi, dan ada tugas cari informasi dan foto tentang alam".
       "o iya , namanya mbak ?" tanya Yosep sambil ngajak bersalaman.
       "Nova''  katanya singkat.
       "oh iya , ini aku Yoseph, ini temanku Joni dan Saifuddin''.
       "kalian mau kemana ?"
        Mereka pun menjelaskan maksud keberangkatan mereka. Nova ditawari untuk diantar pulang, tapi masalahnya, tidak ada siapapun yang tahu rute jalan ini kecuali cuma Saifuddin aja. Makanya tidak mungkin mengantar pulang , maka akhirnya Nova pun mengusulkan untuk ikut bersama mereka menjebak burung gagak.
        Perjalanan agak jauh dan cukup melelahkan. Namun akhirnya, sekitar jam setengah enam sore, sampai juga mereka ke daerah tersebut.  Kawasan yang sangat gelap, rimbun, dinaungi oleh daun daun dari berbagai pohon yang sangat besar.   Yosep dibantu Nova mengatur lampu dan perlengkapan makanan serta sangkar pemikat, Saifuddin mengatur tenda, sedangkan Joni tetap asik dengan hape nya. Bermain game.
        "Jono , lu gimana sih ??  temen temennya pada sibuk kok malah main hape ? " marah Josep.
        "iya iya,  maaap.. " sini gue bantu deh"   ucap Joni sambil meringis.
        ''bantu apaan ?  udah selesai lu baru mau bantuin , dasar lu !   pokoknya nanti kalo lu dibawa burung gagak gue nggak bakalan bantuin elu dah"..   dengus Yosep kecewa.
         Setelah shalat maghrib, mereka pun duduk melingkari api unggun yang mereka nyalakan untuk menghangatkan diri.
          

Burung gagak

        Cukup lama mereka ngobrol panjang lebar, Nova pun merasa langsung akrab dengan ketiga teman barunya tersebut. Apalagi tingkah Jono yang jahil dan menyebalkan itu. Yosep memainkan gitarnya, dan mereka pun bernyanyi lagu lagu kesukaan mereka.
            Sayangnya burung jalak dalam sangkar menunjukkan gelagat seperti sedang ketakutan. Entahlah tidak ada yang tahu sebabnya ,   dengan giras mengibak ngibakkan sayapnya secara tak teratur, dan berteriak teriak nggak jelas.
            Dan tidak jauh dari mereka, Joni melihat beberapa ekor burung gagak yang sedang menatap dengan pandangan menakutkan.   Mereka pun menghentikan nyanyian dan obrolannya. Karena jumlah gagak yang hinggap di sekitar mereka semakin bertambah banyak.

      Yosep yang sangat menyukai burung, mencoba untuk menangkap salah satu gagak tersebut, tapi justru gagak itu malah mematuk matuk tangannya. Josep kesakitan dan mundur.  Dan ternyata mereka bukanlah burung yang jinak.
      Saifuddin mengisyaratkan kepada mereka untuk tenang. Sedangkan Nova mulai merasa takut. Entah kenapa, tiba tiba bulu kuduk mereka merinding. 
      Hanya api unggun yang jadi penerangan mereka. Dan suasana di seantero hutan sangatlah gelap. Burung burung tersebut tidak ada satupun yang mendekati sangkar jebakan, tapi justru malah mendekat ke arah mereka. Seakan akan mengawasi dan memberi peringatan kepada mereka.
             Tak lama kemudian , rintik rintik hujan turun, disertai petir yang menggelegar. Burung burung gagak itu bubar dan meninggalkan mereka.  Api unggun padam, maka suasanapun gelap gulita. Yosep kebingungan dan menurunkan sangkar jalak , kemudian menutupinya dengan selembar terpal agar tidak kehujanan..   Sementara Nova dan Joni memasukkan seluruh perbekalan kedalam tenda. Saifuddin mengatur senter, lampu portabel , dan ruang didalam tenda.  Untungnya tenda mereka cukup besar dan cukup untuk menampung empat orang.
             Cukup lama mereka terdiam, Yosep mengeluh tangannya yg sakit terpatuk, dan mengatakan bahwa usaha mereka menangkap burung gagak jelas gagal.
         "duh, sakit banget nih tangan gua... "  keluh Yosep
         "ah, lu ..  gitu aja ngeluh. Gua aja nih, pernah ketabrak truk, nggak apa apa kok" sahut Joni
         "lho ?  mosookk ? ''  seru Saifuddin heran
         " ya iyalah , lu kan ketabrak truk mainan.     ya terang lah gpp" kelakar Yosep.
         "hahahaha"  Nova tertawa renyah.    , Entah kenapa dia begitu suka dengan tingkah teman teman barunya yg kadang konyol.

 Sesuatu diatas pohon

       Ditengah hujan lebat, mereka kemudian saling ngobrol dan bercanda dalam tenda. dan mulai melupakan kejadian barusan yg mencekam itu. Hingga hujan pun mulai berhenti. , Mereka masih asik bercanda,   tapi keriangan mereka tak berlangsung lama , 
         Saifuddin melongokkan kepala ke luar tenda , dan suasana sangat gelap diluar sana.

        Terdengar bunyi bunyi dan suara aneh. Seperti suara tangisan seorang perempuan, dan seperti ada suara laki laki terbahak bahak.  Suara itu semakin lama semakin nyaring dan jelas.   Nova gemetar ketakutan , seakan tidak percaya hal seperti ini terjadi.  Joni dan Yosep berusaha menenangkannya.
        "aku takut bangeet , ada apa inii ?"  Nova mulai bingung dan seperti mau menangis.
         "sudahlah , nggak ada apa apa kok"  Jawab Joni mencoba terus menenangkannya.
         "untunglah aku ketemu kalian ,  aku nggak bisa bayangin kalo sore tadi aku nggak ketemu kalian" ucap Nova merasa berterimakasih.
         "Gapapa kok, selama ada Mas Johny disini, kamu jangan takut pada apapun juga"   jawab Jono dengan sok pahlawan...
         "ah elu Jon , jangan sok pahlawan lu.  , sudahlah Nov , kami disini akan selalu melindungin kamu kok" Kelakar Yosep juga sok pahlawan.
          "makasih kak yosep"   kata Nova
          Jono cemberut.
          "dan mas Joni juga"   terus Nova
          Jono pun tersenyum.
          Saifuddin tidak ikut bicara. Dia malah keluar tenda dan memeriksa ada apa di luar sana. Dia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi.
          "Yosep , kamu ikut aku , kita lihat siapa yang menjahili kita. Kurasa itu orang iseng.'' ajak Saif.
          ''Hei, tapi bagaimana dengan Nova .  Jangan tinggalin dia disini sendirian.  Aku harus jaga dia" tolak Yosep enggan.
          "yaudah, siapa aja deh ..  Jon....?" dia memanggil Jono.
          "a... anu .... aku juga harus jagain Nova.   semakin banyak yg ngejaga , dia kan semakin aman". jawab Joni ragu.
         Nova merasa gembira karena teman temannya sangat menghargai dan mengutamakannya. Hatinya merasakan bahagia dalam ketakutannya. Tapi tidak demikian Saifuddin.
          "Trus, gua sama siapa ? sendirian aja meriksa ? " tanya Saif nggak terima.
          "IYA "    jawab Joni dan Yosep serempak. Kompak berbarengan.
           "ampunnnn.."   Saifuddin menepok jidat , menyerah, dan dia pun keluar dari tenda.
           Melangkah berhati hati mencari asal suara tangisan dan kekehan yg misterius itu .   Dia berjalan menuju rerimbunan pohon yg terdekat , sambil mengarahkan senter ke seantero hutan. ,melihat ke sekeliling, mengawasi dan mencari ada apa sebenarnya.
            Dan diapun tersentak kaget.

     
           Apa ituuuuuu ?????????   ..... pikir Saif keheranan, bercampur kekagetan yg luar biasa. Kakinya gemetar karena ada rasa takut mulai menguasainya.
           "Jon... Joniii ....   sini  , cepetan ! " seru Saif.
           "oke , siap ..."  jawab Joni,     ..
            Tapi tidak keluar dari tenda, Joni hanya menjawabnya.
           "Hei ,  aku manggil kalian ... cepetan....."   desak Saif dari luar tenda.
            Yosep mendesak Joni,  "cepetan tuh jon , barangkali ada sesuatu ".
            Tapi nggak ngaruh.
           Akhirnya Yosep mengalah.,  dan melangkah ke luar tenda, malas banget , dia berpikir pasti ada sesuatu yang nggak diinginkan akan terjadi.
            Sesampainya , Saif berbisik padanya.
            "Yos , ini ada sesuatu , tapi inget , jangan sampai Nova tahu ...  kasihan dia.   Cukup kita aja yg tahu oke.   Bersikaplah wajar dan kayak nggak ada apa apa."  pinta Saifuddin.
            "iya ,  hmmm ,  ada apa    ?''   tanyaYosep.
            "tuh ! "    Saifuddin menunjukkan sesuatu yg menggelantung diatas pohon tinggi.
            
             Yosep tersentak kaget melihatnya ,seakan hampir pingsan.. bahkan lebih kaget daripada disambar petir. seakan2 tak percaya dengan apa yang i lihat.,, kakinya mulai gemetaran.,  mulutnya kaku terkunci.
             Mereka berdua terus mengamati pemandangan yang sangat aneh itu.,  Bagi mereka, belum pernah melihat hal seperti ini sebelumnya.
            "Apa yang harus kita lakukan''., tanya yosep sambil ketakutan
            "Gua juga bingung yoss"., jawab saif bingung
            "Dan terus sampai kapan kita di sini  "tanya lagi yosep
            "Entahlah tapi lebih baik kita di sini dulu, aku sedang memikirkan sesuatu , terus berdoa dan jangan berhenti membaca ayat ayat Al Qur an"  jawab saif
            Mereka saling berbisik, mencari solusi , rasa takut dan gemetar semakin terasa pada mereka berdua yang saat itu sembunyi di balik pohon mahoni .

Didepan tenda

           Sementara didalam tenda, Joni mencoba mengalihkan perhatian Nova agar tidak takut. Dia banyak bercerita mengenai perjalanan hidupnya . Mereka saling curhat dan berkisah tentang kekecewaan dan para mantan yg meninggalkan mereka.
           "makasih ya ,  aku bener2 beruntung ketemu dengan kalian''  kata nova
           ''iya Nov,   aku juga seneng , bisa ngejagain kamu kok'' jawab Joni.
           "boleh minta nomer hape nya nov ? biar kita bisa terus hubungan nantinya ?" pinta Jono
            Nova menghidupkan hapenya.  Dengan senang hati memberikan nomer hapenya.   sekalian dia menanyakan dan meminta nmr Saifuddin dan Yosep,  tapi Joni tidak memberikannya dengan berbagai alasan.
            "hapenya mas Yosep rusak ,  kalo mas Udin nggak punya hape"  alasan Joni.
           ''oowh '' jawab nova percaya.  Dia pun merasa terhibur dari ketakutannya,
     
       Tanpa sengaja mata Joni melirik ke luar tenda , ada sesuatu yg terdengar mendekati tenda , Nova ketakutan, Joni pun melongokkan kepalanya keluar tenda , dan ia tersentak kaget saat melihat ada sesuatu yang saat itu tampak hanya beberapa meter di depannya.
    

Jantung Joni hampir copot. wajahnya pucat pasi , mematung tak bergerak dan hampir pingsan. Kalo saja tidak ada Nova disebelahnya, mungkin dia memilih untuk pingsan saja. Masalahnya ini ada cewek,  ya malu lah.
         Joni berusaha bertahan dari ketakutan ,
            Sesuatu yang aneh itu sekilas menghilang dari pandangannya., detak jantung Joni semakin terasa lebih cepat seakan tak percaya akan apa yang ia lihat,
            "Ada apa kak" tanya nova
            ''Enggak ada apa2 nov" jawab jono
            "Tapi sepertinya kak jo terlihat kayak ketakutan gitu" tanya nova
            " Oh masa sih....?? tapi bener gak ada apa2 kok" jono berusaha menyembunyikanya karna ia mengawatirkanya.
           " Nov gmana klo kita menyusul saif dan yosep keluar udah lama nih mereka gak kembali" Ajak jono
           " Gak ahh aku takut kak" jawab nova
           Suasana malam itu semakin mencekam,. mereka berdua tetap berada di dalam tenda.
           Terdengar langkah kaki dari luar tenda , Nova yang ketakutan tiba tiba mendekap Joni. , semakin dekat dan semakin dekat , hingga terdengar tepat diluar tenda,  lalu perlahan tenda dibuka dari luar.
           "lho , ?"  Yosep dan saif heran melihat Nova mendekap Joni.
           "oalahh"  kata Nova lega karena itu ternyata mereka.  "aku kira "...
           Kemudian Saifuddin dan Yosep pun masuk kedalam tenda. Untuk mencairkan suasana, Yosep mulai mengolok olok Nova yg barusan memeluk Joni.   Nova pun menyangkal dan bilang kalo sebenarnya itu karena saking takutnya, dan nggak sadar.
           Saif dan Yosep sama sekali tidak menceritakan tentang apa yg tadi mereka lihat diatas pohon.
Begitupun Joni , tidak menceritakan sesuatu yg tadi terlintas di luar tenda.
           Entah kenapa, mereka sebenarnya terlalu ngeri untuk membahas hal hal tersebut, padahal benar2 tampak di hadapan mereka.

HUTAN ANGKER BERHANTU  ( bagian 2 )

 

          Joni membuka matanya dengan malas. Karena sinar matahari menyeruak masuk ke tenda, dan menyilaukannya. Dia baru sadar bahwa mereka pagi ini terbangun dalam tenda di tengah hutan. Diperhatikannya Saifuddin dan Yosep. Kedua temannya tersebut masih tidur nyenyak. Mungkin mereka semua kelelahan karena perjalanan jauh dan pengalaman yang begitu mengerikan tadi malam.

          Sepintas Joni teringat sekelebat bayang yang nampak dihadapannya kemarin. Joni merinding dan bergidik ngeri, rasa takut kembali mencekamnya. Ya , harus segera pulang saja., pikir Joni. Tiba tiba dia teringat Nova.

         Nova nggak ada. Kemana dia ya ? , Joni segera keluar tenda . Memandang keseluruh penjuru hutan. Mencari cari. Nggak ada siapapun , hanya ada ocehan ocehan burung yang bertengger diatas ranting2 pohon tinggi.

         Joni pun terduduk lemas. Apa Nova diculik hantu ? pikirnya gelisah.  Dia sangat menyalahkan dirinya sendiri. Seharusnya dia tidak tertidur tadi malam. Seharusnya dia tetap melek untuk menjaga Nova. Karena dia benar2 nyata melihat sosok menyeram kan diluar tendakemarin, maka sudah pastilah hantu itu menculiknya.  Hati Joni gundah dipenuhi rasa bersalah. Menyesal, sedih , dan nggak tahu harus bagaimana.

         "Nooovaaaaaaaaaaaaa"    teriak Joni.

         "dimana kamuuuuuuuu ?"

         nggak ada sahutan.

        

         

          Joni merenung sambil menyangga dagu dengan tangannya. Terus memikirkan dan mengkhawatirkan Nova. Tanpa ia sadari, beberapa titik air bening menetes. 

Bagaimanapun juga , Joni tidak menyangkal bahwa dia sudah jatuh hati pada gadis itu, seorang yg sangat baik dan sangat menghargainya. Terindah dari semua yg sudah berlalu. Tapi sekarang dimana dia ?  . Ini salahku,  ini kecerobohanku.   Sesal Joni.

          "Kak Jo ? " 

          Joni kaget. Lamunannya pun buyar.           

          Nova memanggilnya. Sambil membawa beberapa ranting kayu. Joni memandangnya tanpa berkedip.  Lega.     Dan  tersenyum sesenang senangnya.

          "aku barusan nyari kayu kak,  buat bakar2 api unggun dan masak. Pagi pagi gini enaknya kita seduh minuman panas yg seger. Kalo aku sih sukanya teh . Kalo kalian mungkin kopi ya ?   oh iya , aku udah bangun pagi tadi banget lho.   Mau bangunin kalian kasian , soalnya kayaknya pada kecapean semua sih " .   Cerocos Nova.

          Joni tidak menjawab sepatah kata pun . Hatinya begitu berbunga bunga dipenuhi perasaan lega yang amat sangat . Bidadarinya ternyata nggak kenapa kenapa. Yaa , dan Joni pun gemes banget pada cara bicara Nova yang etes.

         Dipandangnya Nova , tanpa berkedip sedetikpun.

         "kak Jo ?    kak Jo ? "  panggil Nova

         Joni masih terpaku , terpesona memandang wajahnya.

        "kak Jo nggak kenapa kenapa kan ? "  Nova keheranan.

         ''eh... eh ...  nggak kenapa kenapa kok Va .   Alhamdulillah. Syukurlah kalo begitu.  Tadi aku kuatir banget , kalo terjadi apa apa sama kamu." jelas Joni.

         Nova dan Joni meneruskan obrolan sambil memasak air di api unggun. Bercerita banyak hal dan tentang bagaimana khawatirnya Joni barusan. Juga tentang suara suara aneh yg mereka dengar tadi malam.

         "oh iya , kenapa ya, hp ku kok nggak ada sinyalnya sama sekali disini.  Darurat terus" tanya nova .

          "iya , punyaku juga nih , sejak sampai disini,  bbm ku off.   cuma bisa dipakai buat main game aja hp ku.''  jawab Joni mengiyakan.

           "aku nggak bisa hubungin temen temenku .   aku kuatir mereka juga tersesat"

          

           Nova menceritakan teman temannya. 4 orang cewek termasuk Nova.    dalam perjalanan ke hutan,  dua orang temannya pamit ke sungai untuk buang air, sedangkan Nova dan salah satu temannya nunggu di jalan setapak. Karena ditunggu lama nggak balik balik, akhirnya teman Nova yg menunggu menyusul mereka.   Tapi justru ketiganya sama sekali nggak kembali .   Akhirnya tersesatlah Nova sendirian hingga bertemu Joni dkk sore harinya.

           Yosep keluar dari tenda. Dengan mata kiyip kiyip karena bangun tidur. Menyiram muka dengan air aqua botol untuk cuci muka. Setelah itu memeriksa sangkar burung jalaknya. Lalu digantangkannya sangkar tersebut pada satu cabang pohon.

           Kemudian bergabung dengan Joni dan Nova ngobrol sambil nuang kopi panas. Yosep menyulut ujung rokoknya dengan arang kayu.    Setelah menghembus asapnya, dia mulai menceritakan apa yg dilihatnya diatas pohon bersama Saifuddin.

           Nova merinding tercekam. Sementara Joni pun menceritakan sesuatu yg dilihatnya diluar tenda tadi malam.

           Perlahan Yosep sadar , bahwa pohon itu tidaklah terlalu jauh dari tempat mereka ngobrol sekarang ini.   Dengan penuh was was dia mulai melirik ke arah pohon tersebut.

            Nggak ada apa apa.

            Yosep mencoba terus mencari pohon tinggi yg ia lihat kemarin. Tapi tampaknya tak ada apapun seperti yg dia lihat mengerikan tersebut.   Semua pohon tampaknya aman aman saja.  Yosep menunjukkan pohon itu kepada Nova dan Joni.

            Yosep mengusulkan agar segera beranjak dari sini. Dan pulang. Karena itu Joni segera ke tenda untuk membangunkan Saifuddin.  Tapi ternyata sulit sekali. Saifuddin kalo sedang tidur susah banget dibangunin.

           Akhirnya diciprati lah mukanya dengan air aqua .  Saifuddin marah marah, tapi Joni menjelaskan agar semuanya segera berkemas kemas untuk pulang. Akhirnya Saifuddin pun bergabung bersama mereka untuk ngobrol, minum kopi ,sambil makan cemilan.  Juga menceritakan hal menakutkan yg dilihatnya tadi malam.

           Sesekali Saifuddin melirik ke arah pohon tinggi tersebut.  memang tak ada apa apa, namun ketika Saifuddin memperhatikannya di kali keempat, barulah dia 

benar benar kaget !!!!

           Masih ada yg menggelantung disitu.

            Saif gemetaran, dia tidak melanjutkan pembicaraannya. Nova dan Yosep yg memperhatikannya keheranan ,  sedangkan Joni yg asik ngemil biskuit sambil ngerokok, nggak begitu memperhatikannya.

           Yosep menoleh ke arah pohon tersebut. Tapi dia tidak melihat apa apa. Begitu juga Nova.   Dan ketika Saif melihatnya sekali lagi, ternyata memang nggak ada apa apa.

           Maka Saifuddin pun mengajak semuanya untuk membongkar tenda dan mengemasi perbekalan.  Tidak aman disini. Pikirnya.

           Ingat , masih teringat dengan sangat jelas,  apa yg dilihatnya tadi malam. 

Tersesat hingga sore

         Setelah tenda dilipat dan semua barang dikemasi , maka mereka pun segera bergegas meninggalkan area tersebut.  Sambil sesekali menoleh ke belakang, melirik pohon tinggi yg menyeramkan itu.  Nova memperhatikan jam tangannya,  masih jam sepuluh pagi.  Mereka melangkah dengan cepat.  Seperti sudah sangat terburu buru. Mereka sepakat harus sampai rumah sebelum ashar.    Perjalanan sangat menyenangkan diiringi obrolan dan diselingi canda tawa.

           

      Masalah mulai timbul. Di suatu pertigaan , Saifuddin lupa arah jalannya. Tentu saja ini sangat merisaukan. Karena semua jelas jelas nggak tahu mania yg harus dipilih.   Apalagi rerimbunan di atas mereka sangatlah lebat. Akhirnya semua sepakat untuk memilih belokan yang kiri. Perjalanan pun diteruskan.

            Hari sudah semakin siang, mungkin sekitar jam 2 an. ..,mereka kelelahan dan memutuskan untuk beristirahat.

         "apa disini ada yg bawa kompas ?"  tanya Saifuddin.

         " aku bawa satu , didalam tas ,  "    Joni pun merogoh ranselnya. dan menyerahkan selembar kertas koran kepada Yosep

         "Ealaaaaa ,,   jon , jon "   geram Yosep.

         "Kenapa ? ''    tanya Joni heran

         " ini mah harian Kompas "  gerutu Yosep.     tapi Joni masih nggak ngerti.

             Nova tertawa kecil, dan  menjelaskan kepada Joni , apa kompas yg dimaksud , yaitu penunjuk arah. bukan koran.

        "Kita mungkin dalam kesulitan sekarang"  Saifuddin menjelaskan "maaf, aku juga nggak tahu kenapa aku bisa bener bener lupa rute sini.''   

         Semuanya terdiam terpaku.  Tak ada sepatah kata pun yg keluar dari mulut mereka. Nova menggelar tikar. Kemudian semuanya membuka perbekalan dan makan.

         Setelah itu , mereka beristirahat.

         Yosep minta izin untuk buang air , agak jauh dari situ. Dan beberapa saat kemudian , ia kembali dengan ekspresi seperti kebingungan.

            "ini ...   aneh ,  i ... ini benar benar aneh..   aku tadi kesana,  sewaktu disana , aku perhatikan tempatnya, benar benar mirip dengan tempat tenda kita tadi pagi.  Benar benar persis.  "kata yosep gugup

           "mosokk ?? "   Joni nggak percaya.

           "iya , bener suwerrr ...   susunan pohonnya , rumputnya , tanahnya , dan pohon tinggi aneh itu ...   "   jelas Yosep.

           Saifuddin segera beranjak untuk memeriksanya. Diantarkan oleh Yosep.

           Beberapa saat kemudian mereka kembali.

           "Nov , jangan panik ya .   Mungkin memang kali ini kita belum berhasil. Tapi percayalah , kita pasti akan pulang kok.  Kami janji "  Jelas Saifuddin.

           "lho ? emangnya knapa sekarang ? "  tanya Nova.

            "kita balik lagi ke tempat tadi "  jelas Yosep.

            "Haaahhhh ??   berarti tadi kita cuma muter muter doang ?   trus balik lagi ke tempat tenda tadi itu ?    disini ini ? "    tanya Joni gusar.

            Nggak ada yg menjawab pertanyaan Joni .  Mereka sadar , ada yang nggak beres. Mereka mulai mengerti , kalo ternyata ada sesuatu yg menyesatkan mereka.

            Saifuddin mengajak mereka untuk berjalan agak jauh dari situ. Menjauhi area angker yg mencekam tadi malam.   Setelah itu mereka sepakat memasang tenda lagi.  Karena semua sudah terlalu capek , dan hari sudah menjelang sore.

           

 

                             

   HUTAN ANGKER BERHANTU  (bagian 3)

 

      Mereka duduk melingkar disekitar api. Mencari strategi dan cara untuk keluar dari hutan ini.  Nova mengusulkan agar mereka mengumpulkan kayu sebanyak banyaknya , besok pagi.  Dan semua menyetujuinya. Maka Joni pun mulai mengumpulkan ranting ranting pohon yg jatuh di tanah, sedangkan Saifuddin memanjat pohon untuk mematahkan cabang cabang yg sudah kering.

            Sedangkan Yosep berusaha mengatur antena untuk menguatkan sinyal hp. Yaitu semacam piringan CD yg digoresi dgn silet.  Ya , menggunakan satu keping CD yg kebetulan terbawa didalam tasnya. Untuk hal semacam ini , dia sangatlah pintar.

           

Yosep segera meminta Nova untuk mengaktifkan handphone nya , yg baru saja dicas dengan Powerbank . Dan ternyata , Berhasil .  ada sinyalnya ,  dan Nova pun segera menelpon teman temannya ,  kebanyakan tidak aktif . Tapi ternyata , ada salahsatu yg aktif dan menjawab panggilan telepon tersebut.

            "hai va , dimana kamu ? sekarang ." kata suara diseberang telepon.

            " aku masih tersesat di hutan kemarin , Saf " .. jawab Nova..

            "yaudah , kami akan kesana , kamu sendirian ajah ? " tanya nya

           "enggak kok.. ini sama temen temenku yg baru kenal kemarin . Mereka baik kok. "

           "Yaudah aku meluncur sekarang, mumpung belum malam nih... "

            Tiba tiba seekor burung gagak menyambar antena yg dipasang Yosep tadi. dan sinyal pun kembali lep lep an.  Yosep benar benar bingung kali ini.

            Mereka menunggu, dengan perasaan waswas. Semoga ajaa , teman teman Nova menjemput mereka.  Maka tetap duduk disitu dan ngobrol sampai sore.

            

            Saat hari menjelang maghrib , terdengar teriakan dari tempat yg agak jauh

           "Novaaaa,,,,  "   

           Nova berjingkrak kegirangan.  Itu suara teman temannya. Ya , ternyata mereka benar2 datang menjemput.

           "Heiiii....  aku disiniiiii.... " teriak Nova.

            Joni segera menghampiri asal suara tersebut,   dengan gerakan sigap dia berlari mencarinya.   Nova mengikuti dibelakangnya.

            Akhirnya mereka pun bertemu. Mereka saking girangnya bergantian memeluk Nova.   Tiga orang temannya, yaitu Safah ,Mia , dan Ayu .

             "Lho ?   kok aku nggak dipeluk juga ? "  tanya Joni ..sambil meringis.

             Safah memperhatikannya dengan heran ,  kok bisa sih , Nova kenal sama cowok kayak gini disini.  

             "maaf nov , kemarin kami udah nyari nyariin kamu .   Kami bener2 ngerasa bersalah. Bukan maksud kami ninggalin kamu." kata Mia menjelaskan.

             "gapapa kok , mbak mia .. ini kalian kenalin temenku , Joni. Dia baik banget , juga dua temennya kak yosep dan Saif.    Mereka udah nolongin aku"  jelas Nova.

              bergantian mereka bersalaman dengan Joni , sambil memperkenalkan nama masing masing.   

           "john sebastian "   kata Joni memperkenalkan diri sambil tersenyum senang.

          ' 'wihh , keren banget namanya ,  kayak orangnya "   puji Safah sambil mengedipkan mata.

            Tentu saja , Joni pun serasa terbang melayang ,  baru kali ini dia dipuji oleh cewek cantik kayak gitu .  Dia hendak bicara , tapi segera saja Nova mencubit tangannya.

            "Nggak usah kegenitan "    bisik Nova ,  dengan ekspresi marah.

            "Cieee ... cieee .... ada yang cemburu niihhhh.....  "    olok ketiga temannya.

            Joni hanya tersipu malu , dia nggak mengerti kenapa Nova bersikap seperti itu . Mungkin firasat Joni benar,   Nova juga memendam perasaan padanya.

            Kemudian mereka pun menuju tenda.  Yosep sangat senang , dia pun berkenalan dengan mereka semua .    Mia merasa kalo dia seperti pernah bertemu pemuda ini.  Tapi siapa ya ,    hmm ..  Dia benar2 sangat menawan , begitu pikir Mia.

            Lalu dimana Saifuddin ?   ,   ufh,  ternyata dia sudah ngorok .   Saifuddin sudah tidur sejak tadi ,  entah kenapa , padahal dalam keadaan segenting ini.   Mereka heran.

            Mereka memutuskan untuk bermalam saja di tenda ini. Karena hari sudah mulai gelap.  Joni membangunkan Saifuddin dan memintanya untuk tidur di luar tenda.  Karena di dalam tenda akan diisi oleh Nova dan teman temannya.

            Yosep berbincang bincang dengan Mia .  Mereka asik ngobrol ngalor ngidul ,  menceritakan banyak hal.... kemudian mia minta izin masuk kedalam tenda , untuk makan bersama teman2nya.

           "mas ,  kita makan dulu yuk"   ajak mia

           "gapapa samean makan o...   aku udah makan barusan ,   aku disini aja jaga jaga.."

            Yosep  sedang menikmati rokok grendel nya  ,  mengawasi seantero hutan . Berpikir mencari cara agar besok bisa pulang. Dia mengkhawatirkan keadaan teman temannya semua.

            Dan dibalik pepohonan dia melihat......

 

                                                                             

                                                                                 

  ANCAMAN DARI WANGI BUNGA SUNDEL

                       HUTAN ANGKER BERHANTU    (bagian 4)

        Yosep kaget bukan main ... wanita bergaun putih itu mulanya tampak hanya bayangan, lama kelamaan semakin jelas dan semakin jelas. Yosep tidak bisa bergerak, tubuhnya kaku saking takutnya. Mulutnya juga seakan terkunci.  Sulit rasanya, walau mencoba berteriak sekeras kerasnya. Hanya bisa gelagapan .

        "haa ... haaaan... "  pekik yosep.

        Joni keluar dari dalam tenda,  dia heran , baru kali ini Yosep memanggil namanya dengan bener, yaitu Johann. Padahal bukan itu yg dimaksud Yosep , yang sebenarnya gelagapan ingin berteriak ada hantu.  Joni memperhatikan Yosep yang duduk sambil mundur mundur ketakutan.  

       "ada apa sih ? "  tanya Joni

       "jon, jono .... lihat ituu... diatas pohon itu" jawab Yosep gagap sambil menunjuk ke pohon.

      Melihat ekspresi ketakutan dan kata kata Yosep , Joni refleks menggerakkan kakinya untuk balik arah , segera melesat untuk masuk kedalam tenda. Dia tahu , pasti Yosep melihat hantu , walaupun Joni pun sebenarnya belum melihatnya sendiri.   Dia menarik tangan Yosep ...   

      "ada apa Jon ? ''   tanya Safah 

      "a... anuu ... .."  jawab joni , sambil mikir , nih cewek kok manggilnya jon sih....

      "satu kata berjuta makna,   anu ...    "  sindir Safa sinis.

      "serius dikit kenapa sih ? , fah ?"  Joni gusar.

      "hah ?  jadi kamuu ?   kamu serius , ama aku ?? "   jawab safa

      "iya aku serius ,kamu pasti nerima kan ?  .. yaudah kita jadian sekarang !   mulai sekarang aku pacarmu,  dan sebagai pacar yang baik , kamu harus patuhi kata kataku ,   kemasi barang sekarang dan kita pergi dari sini ...!  "    Marah Joni.

      Joni berusaha mempermalukan Safa karena menurutnya Safa sudah mempermalukan dia.  Nova tiba tiba merah padam wajahnya. Dia seperti memendam sesuatu , hatinya pedih mendengar sikap Joni dan temannya itu. Mereka nggak punya perasaan , 

     Tiba tiba Nova mundur , duduk dan menangis.   Joni berusaha menanyakan kenapa

      "kenapa kamu sampai seperti itu ?  kamu nggak bisa jaga sikap ? " tanya nova

      "bukannya gitu , aku kan nggak marah ke kamu...   cuma kesel aja sama si Safa" Jawab Joni merasa bersalah.

      " Duuh , kalian apa apaan ini ?  keadaan kita sedang darurat banget , diluar ada kuntilanak dan kita harus pergi ... cepaat...   segera simpan barang barang ,  kita segera pindah jauh jauh dari sini.  Disini nggak aman... "    tegas Yosep.

       Safa , Mia , dan ayu bergidik ngeri , mereka kaget ,

       "Hiiiiiii "

       Nova cuek aja ,  dia kali ini tidak kepikiran takut hantu .  Perasaannya dipenuhi kemarahan karena sikap Joni dan safa.

       "mana saifuddin ?" tanya yosep

      "tidurr "   jawab mereka berlima kompak berbarengan.

       "payahh,,,,  "    seru Yosep.

       "bangunin...." kata yosep sambil mengemasi barang.,  dibantu oleh Mia .

       "mas, emangnya barusan kayak gimana sih "  tanya Mia

       "nanti aja aku ceritain, .hmm , kamu udah makan kan tapi " jawab yusuf sambil tanya.,  sok perhatian.

       "udah mas , kamu ? "tanya mia

       "kok kita jadi kayak SMS an ya " kata Yosep. Kemudian mereka tertawa bersama.

           * * *

       Ayu mencoba membangunkan Saifuddin . Susah banget banguninnya.   Molor banget nih kayak karet , pikir ayu.

      "bangun mas ..." 

       Saifuddin tidak juga bangun bangun.  Malah berdehem nggak jelas.    

      "aawaaaakkkk...  "   dehem Saifuddin.  sambil tetep molor dan menggeliat.

     Dia mengira yg membangunkan itu Yosep atau Joni ,  ketika dia mulai sadar, ternyata yg membangunkannya adalah temannya Nova yg tadi itu.

     Dia pun bergegas bangun , sambil meringis dan tersenyum malu...

     "maaf , ada apa e ?  kok masih malem aku dibangunin ?   oh iya , nama kamu siapa ? " tanya Saifuddin.

      "aku Ayu mas,  pean Saifuddin kan ya ? kok bangunnya susah banget ? '' jawabnya,

      "ee... ehm .. a... ada apaa i,   ay ... eh , yu  ?  "    tanya Saif

      "mas Yosep barusan melihat hantu katanya ,  kita semua udah beres beres , mau pindah kemah" .  jelas ayu.

      Dia melihat gadis ini dengan perasaan kagum. Kalo saja seandainya dia pake jilbab , pasti mirip banget dengan Hayati ...  pikir Saifuddin.

      "Hayaaa.... tiiii "    Saifuddin bergumam tanpa sengaja, .. 

     " Kenapa sih ?  namaku kan bukan itu " Jawab ayu heran.

     "ehm... hehe ,  kamu mirip kayak yg di film Tenggelamnya kapal van der wijk itu lho , Hayati "    jelas Saifuddin menjelaskan.

     Ayu pun tersenyum , dan tersipu malu .   Kemudian segera beranjak untuk membantu Nova dan teman2nya membereskan barang barang.

                 * * *

      Kresek kresek ....  terdengar suara di semak semak ,  kemudian terdengar suara rintihan dan wanita menangis ...   Nova dan teman temannya ketakutan ....  begitupun Joni , Yosep , dan Saifuddin.

     Akhirnya , setelah merapikan dan melipat tenda , merekapun beranjak dari situ . Yosep tak lupa membawa sangkar burung jalaknya , sambil membawa ransel berisi tenda.  Dia berjalan paling depan ditemani oleh Mia.

     mereka berjalan dengan sangat cepat, seperti terburu buru.   Suara suara rintihan dan tangisan terus mengejar mereka. Saifuddin mengambil bungkus rokok dari saku,  yaelaaa, cuma tinggal satu batang.

     "bro, aku juga "  pinta Joni

     "Join an aja Jon ... ini tinggal satu"  jawabnya.

     Dan bayangan itupun kemudian mulai tampak jelas di belakang mereka .   Tak ada yang berani menoleh ke belakang ,  tapi tiba tiba ayu menoleh dan dia pun terkejut melihatnya.

    ayu pun pingsan.

    Saifuddin segera berusaha untuk menyadarkannya.  tapi tidak juga bangun dan kawan kawan masih diburu ketakutan ,saifuddin akhirnya terpaksa mengendong ayu .

    Mereka pun melanjutkan perjalanan.   Saifuddin tetap bertahan dengan menggendong ayu yang pingsan itu.

     Safah memperhatikannya.  Dia pun berkata pada Joni,

     "enak ya kayaknya si ayu,  aku juga mau ah pingsan.  Trus kamu gendong aku lho ya Jo " kata safa kepada Joni ,   sambil berjalan.

     "ah ngapain ... kalo kamu pingsan , ya ditinggal aja "  jawab Joni sekenanya.

     "Yaa nggak bisa lah ,   kamu tadi kan bilang , kalo aku pacarmu , kalo gitu ya kamu yg harus tanggung jawab ...  gendong aku   ... salah sendiri ngomong gitu.. "    seru Safah.

      Nova hanya memendam amarah ,  dia diam saja dan nggak berkata apa apa... 

     bayangan itu kini ada di depan mereka

    semua melihatnya ,  dengan sangat jelas......

                       RUMAH KOSONG

                             HUTAN ANGKER BERHANTU eps 5

       Mereka terus melangkah dengan kaki yg sudah sangat capek. Lelah dan putus asa dari kejaran makhluk mengerikan itu. Saifuddin sudah sangat lelah menggendong gadis yg pingsan. 

        Tiba tiba ayu tersadar , dan dia heran kenapa bisa terbangun dalam keadaan tergendong, sejenak diingatnya kejadian sebelum dia pingsan. Dilihatnya Saifuddin yang kelelahan.

       "kamu sudah sadar ?" Saif lega.

       "i... iya .. aku turunin aja sekarang gapapa. Kamu pasti capek kan ?" ujarnya

       Joni melihat sesuatu dari kejauhan . Kemudian berjalan mendekatinya, ya , itu sebuah rumah.   Sebuah rumah yang cukup besar dengan desain kuno. Dengan cahaya remang remang , tampaknya hanya ada lampu temaram didalamnya.

       "heii, disini ada rumah'' katanya pada kawan kawannya.

       "iyaa bener...  kita mampir aja disitu. kali aja ada penghuninya, yg bisa nolong kita'' ujar safah.      

     

  Yosep tidak segera menyetujui keputusan kawan kawannya, karena ia curiga ada yang nggak beres pada rumah itu. Dia mengusulkan, supaya berjalan agak lebih jauh dari sini, lalu memasang tenda.

          "wah nggak bisa cup, kami udah capek banget nih... kita mampir aja disitu. Kakiku udah nggak sanggup jalan lagi nih " Safah menolak usulan Yosep.

          "fah , kamu kok nggak sopan banget sih .. " kritik Nova ,

          "ya udah mas, kami ikut aja apa kata pean. Lagian rumahnya kelihatan menakutkan kok "  lanjutnya , berkata pada Yosep.

          Mulailah timbul perdebatan. Yosep dan Nova mengajak teruskan berjalan. Sedangkan Safah dan Joni ingin mampir di rumah itu.  Saifuddin yg sudah kecapekan nggak bilang apa apa. 

         "yaudah , kalo kalian mau nerusin perjalanan silahkan.,   gua dan Joni akan ke rumah itu "  dengus Safa .

         "yaudah, sana periksa fa.   kami nunggu disini " jawab nova .

        "lu cuma mau enaknya sendiri va " balas safa.

        "kok sama sih panggilannya , kami kan jadi bingung .  Fa, Va , " gumam Saifuddin.

       "ayok Jo , kita masuk "   ajak Safa kepada Joni.

       "kamu duluan.... "  ujar Joni.

       "lho  ??? " heran safa.

       "bukan begitu maksudnya , aku ikutin kamu dibelakang , biar bisa ngawasin dan ngelindungin kamu "   jelas Joni.

       "sok sok an luu ...   gua tau ,  lu takut kaan ? " kata safa ketus.

       Safa segera menghampiri pintu rumah tersebut. Diikuti oleh Joni dibelakangnya. Sedangkan teman temannya yang lain mengawasi dari kejauhan. Pintu pun diketuknya perlahan lahan.

       "is there anybody there ? ''  kata Safa dengan bahasa inggris fasih. sambil mengetuk.

       "kamu ngomong apa sih ?   nggak ngerti nanti orangnya "  bisik Joni

       "apa ada orang ? "   terusnya.

        Nggak ada sahutan .  sepi .  tampaknya rumah ini kosong.

       Yosep datang menghampiri mereka ,  mencoba mengetuk pintu juga . Tapi tetap saja , nggak ada jawaban. Akhirnya karena jengkel , Yosep pun memegang handle pintu itu, dan membukanya.

      

 rumah misterius

 Pintu pun terbuka ,   dari dalam terpendar cahaya temaram dari sebuah lampu lentera yg redup. Suasananya benar benar sangat mencekam. Sebuah meja lusuh dan bangku bangku yg sudah agak rusak.  Juga ada beberapa lukisan aneh yang terpajang di dindingnya. 

       Dilihat dari arsitektur nya , ini tampak seperti rumah yg dibangun pada zaman belanda. "Mungkin ini dulunya adalah villa tempat beristirahat milik orang orang kaya " jelas yosep menganalisis.

        "lho , dulunya ?  ,  kalo begitu ini lampu punya siapa"  sangkal safa.

        Yosep pun mengangguk .  Prediksi Safa memang logis.  Adanya lampu di rumah ini menandakan kalo di malam ini rumah ini ada orangnya. Tapi kenapa susunan meja kursi dan lukisannya tampak berantakan sekali .  Belum lagi banyaknya sarang laba laba di sana sini.

       Saifuddin telah ada didepan pintu diluar ,  sambil membawa sangkar burung dan hendak masuk ke rumah itu.  Namun aneh,  saat mulai masuk,  tiba tiba burung jalaknya giras dan mengibak ngibakkan sayapnya dengan liar.  Sepertinya tidak mau diajak masuk rumah ini. Mia dkk. yang menyusul dibelakangnya pun keheranan.

       Kini mereka semua telah ada didalam rumah. Burung jalak yg terus giras terpaksa ditaruh di halaman., karena disitu justru dia tenang. Mia segera menggelar tikar untuk duduk,   sedangkan Joni ke dapur untuk memeriksa barangkali ada kompor yg bisa dipakai memasak.

      

Ya, tepat sekali ,  ternyata ada kompor di dapur.  Dan ada air juga di kamar mandi. Maka Joni pun memasak air untuk menyeduh kopi.   kebetulan disitu juga banyak gelas.

       "tuh kan , aku bilang juga apa,  disini ada orangnya ,  makanya , kalo dikasih tau nggak usah ngeyel ya cup... "    ujar Safa kepada Yosep.

       "siapa yang ngeyel ?   lu jangan asal nyalah nyalahin aja . iya deh lu emang bener kali ini,  tapi nggak usah nyalahin siapa siapa "  bela Mia untuk Yosep.

       "lu emang nggak ngerti sopan santun . sekolah bayar pake apa sih ?   pelajaran PPKN lu dulu pasti nol terus "   tambah Nova memojokkan juga

       "what ?   bukannya kalian yg nggak ngerti itu ?  .. aku ngomong sama Ucup kok kalian yg sewot ?  bilang aja mau cari muka "   balas safa.

        Yosep pun meninggalkan mereka bertengkar. Dia heran , kenapa disaat2 genting kayak gini masih sempat2nya ...  kemudian dia pun ke dapur untuk membantu Joni menyeduh kopi.

        Tiba tiba tercium wangi yang sangat harum....

        Yosep kenal dengan aroma itu.  Wangi bunga sundel. Semakin lama semakin menusuk hidung.

        "Hei , kalian semua !   Cari kalo ada cermin atau kaca ,  kalo ketemu langsung pecahkan  ! " seru Yosep kepada semuanya.

        "kenapa kak ?   buat apa ? "  tanya Nova.

        "disini ada tanda tanda kemunculan Sundel.  Konon menurut legenda , mereka keluar dari cermin dan kaca "   jelas Yosep berbisik.

        Mereka semua pun ketakutan.

        Sialnya ,   kaca banyak banget disini.     Di lemari , Jendela , angin angin, rak ,  semua ada kacanya.   Dan di dua kamar ada beberapa cermin.   Untuk memecahkan itu semua,  rasanya tidak mungkin.  Belum lagi jika pemilik rumah ini orangnya pulang ,  mereka bisa disangka perampok jika memecahkan kaca kaca.

        Wanginya pun semakin  menyengat.

        Saifuddin dan Joni meminum kopinya dengan cangkir. Setelah itu Joni mengambil sebungkus rokok LA bold dari dalam tasnya.

        "Jon Jon ... ngeris banget sih..   nggak pernah bilang kalo punya rokok.  Rokok gua aja diselep.  Sekarang semua udah habis, baru dikeluarin"   sindir Saifuddin.

        "Bukannya gituu ,  aku kan mengantisipasi keadaan darurat gini ,  jadi harus bisa mengatur "   jelas Joni.

        "ooo "   gumam saif.

        "Jono , mana rokok gua ? " tanya Yosep sambil duduk sehabis memeriksa ruangan.

        "inii "  jawab Joni ,  sambil memberikan rokok LA bold tersebut.

        "lho ?   ini bukan rokok kamu , Jon ? "   heran Saifuddin.

        "hehehe "  Joni tersenyum ..

        "ealaa Jon Jon .... "   kata Saif dan Yosep berbarengan.

        "koreknya mana ? '' tanya Saifuddin

        "nih ... "  Joni memberikan korek gas warna putih

        " lho ?  ini kan korekku yg ilang kemarin ?  ada tulisannya Alfamart " tuduh Saif

        "eh.... oh...eh...  " Joni gugup

        "ealaaa Jon Jon ....   kamu kaya kalo gini caranyaa "   ujar Saif jengkel.

                                            

                                                     *     *     *

     Wangi bunga sundel semakin menusuk ruangan.   Tapi Joni dan Saifuddin masih ribut masalah korek .    Sedangkan Yosep mencoba mulai berdoa,  semoga tidak terjadi hal hal yg nggak diinginkan.

     Nova , Mia , dan Ayu berdoa bersama Yosep , setelah shalat isya' dengan mukena bergantian.., yg dibawa oleh Nova .    Keadaan mulai membaik, wangi tersebut perlahan lahan mulai memudar.

      Safa masih stres karena hapenya nggak ada sinyal sama sekali. Nggak bisa bbm an apalagi fb an ,  sms aja nggak bisa.   Padahal dia ingin update status di facebook untuk keadaannya yg sedang galau di hutan angker ini.

     "gimana inii ?   hapenya nggak ada sinyaal "  katanya.

     "minta bantuin mas Yosep aja,  dia bisa kok ngaturin sinyal hp " jawab Joni

     "Cuuuuuup..... "  panggil Safah kepada yosep. Padahal waktu itu Yosep masih wirid.

     "Sap... kamu punya adab apa nggak sih ? " Nova beranjak dari duduknya, dan marah.

     "aku nggak manggil kamu kok " ujar Safa sinis.

     Yosep terpaksa menyudahi wirid nya , setelah itu mengatur antena sinyal menggunakan alat keping vcd yang disusun diatas wajan kuali.    Dia juga menyuruh Joni dan Saifuddin shalat Isya' .    aneh , wangi bunga itu sudah hilang sama sekali.

     Nova kegirangan ketika hape bb nya mulai ada sinyalnya. Dia pun segera meminta bantuan lewat Facebook, BBM , WA , telepon , sms , ke semua yang bisa dihubunginya. Dia juga meminta bantuan darurat ke nomor polisi dan pemadam kebakaran.

     "lho ?  kok pemadam kebakaran juga ? "  tanya Mia.

     "lu mau ada yg nyelamatin kita kan ? " jawab Safa.

    "yaa ... tapiiii ... " ujar Ayu heran.

     "kak yosep,  makasih yaa...  ternyata kakak pinter buanget " kata Nova

     "ah , jangan gitu , aku cuma lakukan apa yang aku bisa"  ujar Yosep merasa tersanjung.

     "yaudah, berarti kita disini aja sampai datangnya bantuan. Dan sebentar lagi pemilik rumah ini mungkin pulang. Kalian harus bersikap sopan ya"   nasihat Mia.

      

bau busuk menyengat

       Mereka pun duduk dan mengobrol disitu sampai malam semakin larut. Nggak ada satupun yg berani tidur. Mereka saling bercerita pengalaman masing masing, yg berhubungan dengan hal yg berbau misteri. Dan sepakat bahwa inilah pengalaman mistis paling berkesan buat mereka.

       Yang menggaduhkan adalah saat giliran Joni bercerita ,  yaitu kisah tentang pengalaman tetangganya temannya kawannya Joni.   Maksudnya , Joni punya teman, nah... temannya itu punya kawan,  trus , kawannya itu punya tetangga.   Nah , ceritanya itu tentang pengalaman tetangganya temannya kawannya Joni itu.

      Tentu saja mereka semua jadi bingung , nah ...ini bagaimana memahami nya ?

      "udah lah Jon ,  kalo nggak ada yg diceritain mending jangan cerita"  protes Safa.

      "iya tuh...  tetangganya temannya kawan kamu..   gimana sih ?? "tambah Ayu.

          Belum sempat Joni menjelaskan ceritanya , wangi bunga tercium lagi.  Dan kini mereka semua dicekam ketakutan. Saifuddin mengusulkan untuk kembali berdoa dan berdzikir. Keadaan ini sungguh berbeda dari sebelumnya. Karena mulai terdengar suara tawa meringkih dan wangi bunga perlahan memudar,  berubah menjadi bau busuk.

         Semuanya sangat ketakutan.  Namun ekspresi yg paling tampak tertekan adalah Ayu , mungkin karena dialah satu satunya yang benar2 jelas melihat sosok mengerikan sebelum pingsan tadi.   Saifuddin memandangnya iba.   .

       "Nggak akan terjadi apa apa kok,  percayalah "  kata saif meyakinkan.

                                                             

                                                                

    

                                                       

                                                       

          BABI HUTAN DAN BAYANG HITAM

                                   HUTAN ANGKER eps 6

             Dan tiba tiba hp Nova berbunyi. Diapun dengan sigap meraihnya. Senang sekali , mungkin ini balasan sms dari pusat bantuan darurat. Dia pun senang sekali,   Namun saat membukanya ternyata bbm, ada dari pacarnya.  Air mukanya berubah. Dilemparnya hp ke lantai. Dan dia pun lari ke luar rumah sambil sambil terisak.

         Teman temannya heran.  Yosep pun mengambil inisiatif untuk melihat hp tersebut. Ternyata isinya adalah pesan yg menyatakan putusnya hubungan mereka. BBm kemarin yang baru terbalas karena hapenya baru aktif.

         "Jon ,  bujuk dia supaya masuk ke rumah"   usul yosep pada Joni.

         Joni pun berlari ke luar menyusulnya. 

        " nov , sudahlah...  memang ini semua adalah untuk kebaikan kamu juga.  Dia bukan orang yg baik buat kamu.  Apa yg dilakukannya padamu, adalah bukti bahwa dia nggak sayang kamu sebenernya "   nasehat Joni pada Nova yg sedang  sesenggukan.

        "tapi , kamu nggak tahu bagaimana perasaanku sekarang"   jawabnya.

        "aku mengerti .  aku tahu ,  berat yg kamu hadapi sekarang ini. Tapi, jangan sakiti hatimu sendiri hanya karena orang yg sudah tega ninggalin kamu " tutur Joni.

         "iya , memang ... aku harusnya nggak usah nangis hanya karena bajingan itu".

         "udahlah , yuk kita masuk. Lagian diluar dingin.  Nanti kamu masuk angin lho " bujuk Joni.

        "biarin Jon... aku ingin nenangin diri dulu"....

        kemudian Joni pun melepaskan jaketnya ,  dipakaikan jaket itu ke Nova yg hanya memakai kaos. Hembusan angin menerpa mereka berdua.  Rambut Nova yg lurus terurai tertiup angin. Dan Joni pun membelainya dengan penuh perasaan sayang.

       

       

     Tiba tiba seekor babi hutan muncul dari semak semak, menggeram kepada Nova dan Joni. Joni dengan sangat berani menghadang babi tersebut. Dan Nova dengan sangat ketakutan berlindung dibelakang punggung Joni..

       Joni sebenarnya sangat ketakutan, kakinya gemetaran. Keringat dingin bercucuran dari dahinya. Harus bagaimana ini, pikir Joni.  Dia ingin lari, tapi gengsi banget rasanya. Soalnya dibelakangnya ada cewek yg minta dilindungin.

       Joni mencoba membujuk babi itu

      "bro, santai ya ... aku nggak ingin gangguin kamu , kok... " kata Joni gugup

      "heeerrmmmggghh "   geram babi hutan itu

      "yaudah, gini aja ... apa aja yang kamu minta pasti aku kasih deh , asal jangan lukain Nova.  Kamu mau apa ?   Singkong ? Ubi ?   atau makanan binatang dari supermarket . Mau pedigree ?  whiskas ? terserah deh, aku beliin pokoknya ,  tapi kita damai, oke ? "   bujuk Joni lagi.

      Babi itu langsung menyerang Joni. Tiba tiba menggigit lengannya, 

      "waaaaaaaaa ....   curaaaang ... "   pekik joni.

      Babi itu terus menyerang Joni dengan ganasnya.

       "Nih babi kok nggak bisa diajak perundingan damai yaak ?? "   ujar Joni.

       Babi itu masih tetap nggak peduli dengan kata kata Joni   .   Nova heran ,Yaa kan emang namanya juga babi,  lagian gimana sih si Joni ,  babi kok diajak berunding ??? .

       "oke , kamu ngajak smack down ya ?   siniii ... kenalin nih ,  John Cena ...   huhh,  dasar celeng !!! "  maki Joni.

       Joni sekuat tenaga mengibaskan babi itu. Membantingnya, dan menendangnya. Akhirnya babi itupun lari terbirit birit. Sedangkan tangan Joni terluka parah dan berdarah .

        Nova berteriak ketakutan ,   Kawan kawannya pun segera keluar rumah. Mereka semua kaget.   Nova pun segera membawa Joni masuk kedalam rumah. Diambilnya kain dan air untuk membersihkan luka tersebut. Dan diambilnya betadine dan kapas dari dalam tas ranselnya. Nova merawat tangan Joni, hatinya sedih , gara gara dia sekarang Joni harus seperti ini.

         "maafin aku kak,  ini salahku. Ini gara gara aku "  kata Nova sedih.

         "nggak apa apa kok Va ... "  jawab joni sambil tersenyum.

         "ya udah , ini aku setel in lagu India deh ,  biar suasana nya nambah roomantiiiis" kata Safah bermaksud meledek mereka.

         "huuuuu....    lu cemburu kan ? "  sindir Yosep

         "iya nih...  kayaknya "  tambah Mia.

         Ayu dan Saifuddin hanya tertawa.

          "oke... oke... mbak mia, mas yosep..   kalian sekarang juga boleh kok, keluar rumah dan peranin adegan romantis kayak mereka,   ini aku siapin video buat merekam "  Kata safah sambil tertawa ngakak.

         Joni merasa diremehkan oleh sikap Safa. Joni pun marah.

         "gua nggak terima,   sikap lu bener2 ngerendahin gua ama Nova"  dengus Joni kesal. 

         "hmmm,  emangnya gue mau ngasih apa sih , ke kamu ?   kok nggak nerima ?  kalo nggak mau terima ya udah .. "    kata safa ketus.

         "Sudah sudah ....    kalian ini apa apaan sih ?   kita udah tahu kan,  disini penuh bahaya ,  barusan aja ada babi hutan ,   sekarang yang penting harus kita cari cara untuk bisa keluar dari hutan ini  "    Saifuddin pun berpidato proklamasi.

         "Setujuuuuu "   sahut Yosep dan Ayu.

         "yaudah,  pintunya tutup ajah sekarang..  duingiiin "  usul ayu.

         Yosep pun segera beranjak menutup pintu.  Dan saat di pintu ia melihat sesosok bayangan hitam di halaman.  Yosep pun kaget ,  

      

     

     

            Bersambung..